Dinas Kesehatan Sidoarjo Menekan Angka Penularan TBC Dalam Acara Rakor Melibatkan Elemen Masyarakat


Kepala Dinas Kesehatan dr Lakhsmie Herawati Yuwantina M.Kes menyampaikan paparan.foto:tri

SIDOARJO||KABARZINDO.com – Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo terus berupaya menekan angka penularan penyakit Tuberkulosis (TBC) dengan melibatkan instansi dan berbagai elemen masyarakat.

Hal tersebut yang disampaikan ketua Bappeda Kabupaten Sidoarjo dr Heri Susanto saat menjadi pembicara dalam rapat koordinasi percepatan penanggulangan TBC di Kabupaten Sidoarjo yang digelar di ruang rapat Delta Graha Setda Kabupaten Sidoarjo,Selasa (30/11/2024)

“Penanggulangan TBC harus melibatkan lintas sektoral seiring tingginya angka TBC di Sidoarjo,”ungkapnya.

Dijelaskannya, pengidap TBC di Jawa Timur menduduki peringkat pertama nasional. Menurutnya keganasan virus TBC melebihi covid 19, dan harus penanganannya harus dilakukan bersama-sama dan dilakukan dengan masif.selain itu berbagai kegiatan positif untuk melakukan eliminasi TBC harus terus dilakukan.

“Perlu kerjasama semua organisasi, Dinas untuk melakukan eliminasi TBC ini,”ujarnya.

Dirinya menyebut, berbagai upaya maksimal harus dilakukan untuk menekan penularan TBC. Pihak kepolisian misalnya, saat melakukan razia atau uji SIM bisa melakukan tracking kepada masyarakat.

“Dengan demikian, bisa dilakukan deteksi dini bagi penderita TBC dan segera dilakukan langkah penyembuhan,”ujarnya

Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan dr Lakhsmie Herawati Yuwantina M.Kes menyampaikan, pemerintah lebih fokus untuk menanggulangi penyakit TBC hal tersebut karena, TBC merupakan penyakit menular penyebab kematian terbesar ke 2 yang menyerang manusia pada usia-usia produktif.

“Penularannya sangat cepat dan mudah hanya melalui droplet atau percikan ludah,”ungkapnya.

Selain itu, banyak yang ditimbulkan karena seseorang mengidap TBC diantaranya economic lost atau kehilangan pendapatan rumah tangga.

Dirinya menyebut, setiap tahun jumlah terduga TBC di Kabupaten Sidoarjo terus mengalami peningkatan. Tahun 2021 sebanyak 22.430 Terduga TBC, Tahun 2022 meningkat menjadi 36.076 Terduga TBC dan data terakhir tahun 2023 sebanyak 43.792 terduga TBC.

“Hal ini disebabkan masih minimnya pengetahuan publik tentang TBC, belum adanya kebijakan khusus bagi penderita TBC yang menolak berobat,”ujarnya.

Ditambahkannya, masih banyak pasien TBC yang putus berobat sehingga resiko penularan sangat tinggi, dan juga masih terbatasnya pendanaan untuk penderita TBC.

Pun begitu, lanjut Lakhsmie Pemkab Sidoarjo telah mengalokasikan anggaran untuk penanganan penanggulangan TBC.

“Alokasi anggaran digunakan untuk pemenuhan kesehatan perorangan hingga penyediaan alat kesehatan dan pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan,”paparnya.

Diungkapkan dr Lakhsmie, Delam mengendalikan dan menanggulangi penularan TBC perlu ada strategi yang dijalankan yakni, penguatan komitmen pemerintah dari pusat, provinsi dan kabupaten untuk mendukung percepatan eliminasi TBC, peningkatan akses layanan TB bermutu dan berpihak pada pasien, pemberian pengobatan secara optimal kepada pasien serta pengendalian infeksi.

“Selain itu, komunitas, mitra perlu ditingkatkan untuk eliminasi TBC, serta penguatan manejemen program melalui penguatan sistem kesehatan,”tuturnya.

Reporter:tri/tim


 

Hosting Unlimited Indonesia
Hosting Unlimited Indonesia
Hosting Unlimited Indonesia