 |
| Monitoring kestabilan harga sembako jelang Ramadhan.foto:sit |
SIDOARJO||KABARZINDO.com-Personil Babinsa Koramil 0816/15 Sukodono Kodim 0816/Sidoarjo Serda Rama Ganda turun langsung ke Pasar Tradisional Sukodono Jl. Raya Sukodono No.18, Karangnongko, Pekarungan, Kec. Sukodono, Kabupaten Sidoarjo, dalam rangka memantau serta mengetahui kestabilan harga jual Sembako dan stok ketersediaanya jelang Ramadhan 2024, Jumat (1/3/2024).
Selain untuk melakukan monitoring kestabilan harga sembako jelang Ramadhan namun kegiatan ini juga bertujuan untuk mengetahui situasi dan kondisi keamanan di sekitar pasar tradisional Sukodono, dengan turunnya personil Babinsa berinteraksi langsung dengan para pedagang dan pembeli situasi dan perkembangan harga bahan pokok dapat diketahui nyata dilapangan.
Dalam kesempatan tersebut Serda Rama mengatakan, ”kegiatan ini merupakan peran setiap aparat teritorial dalam mengayomi dan menjaga kenyamanan warga masyarakat melakukan aktivitasnya jual beli di Pasar untuk memenuhi kebutuhan hidup, bukan hanya monitoring harga Sembako saja namun situasi kondisi keamanan dan ketertiban di pasar juga menjadi perhatian khusus, "ungkapnya.
Lebih lanjut, ”Kami lakukan pengecekan harga dan ketersediaan bahan kebutuhan pokok langsung kepada pedagang yang ada, patut diwaspadai adanya dugaan salah satu pedagang menaikan harga yang tak wajar tanpa ada mengikuti kebijakan dari pemerintah sesuai harga normal,” tambah Babinsa.
Ditempat terpisah Danramil 0816/15 Sukodono Kapten Inf Kabul Tarmanto membenarkan apa yang sudah dilakukan anggotanya, "Pemantauan harga Sembako ini rutin dilakukan untuk diinformasikan ke Komando Atas, diantaranya melalui kegiatan monitoring harga sembako di pasar - pasar tradisional jelang Ramadhan di wilayah Kabupaten Sidoarjo, guna mencegah maupun mengantisipasi adanya oknum-oknum yang sengaja menimbun dan menaikkan harga penjualan Sembako yang tak wajar tidak sesuai instruksi pemerintah”, pungkasnya.
"Kami berharap harga kebutuhan pokok/ sembako bisa stabil dan tidak terlalu tinggi. Karena harga yang tinggi menyebabkan daya beli menurun, sedangkan pedagang membutuhkan modal lebih banyak untuk membeli bahan pokok," jelas Danramil.
