Teatrikal Mengenang Pengorbanan Heroik Mayor Hasanuddin Sadik Libatkan Beberapa Pegiat Sejarah

Kabar Sejarah
Aksi heroik pertempuran 10 November 1945 kembali diperagakan oleh komunitas Soerabaia combine reenactor (SCR).foto:ist

SURABAYA||KABARZINDO.com- Aksi heroik pertempuran 10 November 1945 kembali diperagakan oleh komunitas Soerabaia combine reenactor (SCR) yang di dukung oleh komunitas Begandring Surabaya,Mojokerto reenactor, Sedulur onthel Selawase(SOS),Bangil reenactor teatrikal ini di helat di lapangan museum tugu pahlawan Surabaya, Minggu (15/10/2023).

Supriyo salah satu pegiat sejarah dari komunitas Soerabaia Combine Reenactor (SCR) di akhir acara mengatakan, Cerita  hancurnya jembatan sepanjang ini yang di mainkan teman- teman pegiat sejarah merupakan kisah nyata pengorbanan Heroik Mayor Hasanuddin Sadik yang berada di daerah sepanjang saat pertempuran 1945,ungkapnya.

Jembatan Sepanjang, Sidoarjo, kini telah direnovasi dan menjadi indah dipandang. Namun di balik keindahan tersebut, tersimpan kisah sejarah perang 10 November 1945. Seorang pejuang berpangkat mayor gugur di bawah jembatan tersebut.

Lanjutnya,Inggris dan tentara sekutunya dengan pongah sesumbar bahwa mereka mampu membumi hanguskan Surabaya dalam waktu tiga hari. Nyatanya, perang terbesar pasca berakhirnya Perang Dunia II tersebut molor hingga tiga minggu. Perlawanan arek-arek Suroboyo dan sekitarnya tak main-main.


Termasuk bagi Tentara Keamanan Rakyat (TKR) yang berjaga di sebelah selatan dan utara Sungai Sepanjang. Bagian selatan dijaga oleh Batalion Genie Pionir (Pasukan Teknik Gajah Mada), dengan didampingi Batalion Sawunggaling dan Batalion Moh Isa Edris.

Sedangkan di bagian utara dijaga oleh Batalion Bambang Juwono dan Batalion Darmosoegondo. Posisi mereka berada di daerah Karangpilang, Surabaya. 

Ketika itu tentara Inggris yang diboncengi NICA-Belanda, ingin merangsek ke arah Sepanjang dan Krian. Akses utama untuk menguasai Sepanjang adalah melalui jembatan yang membujur dari utara ke selatan tersebut. 

Dengan persenjataan dan peralatan tempur yang lebih modern, Inggris berhasil memukul mundur para pejuang dari batalion yang berjaga di utara. “Suara tembakan terdengar hingga markas TKR di Ketegan. Waktu itu mereka menempati bekas pabrik gula . Ketika suara terdengar semakin jelas, maka para pejuang di Ketegan telah memperkirakan bahwa kawasan utara telah jatuh ke tangan Inggris dan antek-anteknya.

Pejuang TKR asal Aceh yang telah lama menetap di Surabaya itu memiliki keahlian membuat detonator. Dirangkai dan diletakkan di bawah konstruksi jembatan Sepanjang . Para pejuang sebelah selatan menanti-nantikan tentara Inggris beserta tank-tank tempurnya yang mulai mendekat ke arah jembatan. Mayor Hasanuddin telah siap dengan knop pemicu detonator yang siap ditekan.

Ketika pasukan Inggris telah mendekat dalam jarak beberapa puluh meter, Mayor Hasanuddin menekan knop tersebut. Para pejuang di belakang menutup telinganya agar tak terganggu dengan dentuman. Tapi sial, bom tak meledak. Ditekan dua-tiga kali tetap tak meledak..


Mayor Hasanuddin melangkah menyusuri tepian Sungai Sepanjang dan meneliti jalur kabel yang membujur dari posisi knop hingga ke arah detonator. Setelah menitinya menggunakan jari tangan, ia menemukan bagian kabel yang putus. Sesuatu yang tak mungkin terjadi jika bukan karena ulah mata-mata. 

Mayor Hasanuddin menempelkan begitu saja kedua kabel tersebut. Ia tentu tahu bahwa plus-minus yang menghubungkan detonator dengan knop masih tersambung dengan aki . Arus listrik menyeruak dan mengalir dengan cepat ke arah detonator. Ledakan dahsyat meluluh-lantakkan konstruksi jembatan.

Lokasi Mayor Hasanuddin berada tak jauh dari lokasi ledakan. Api menyambar tubuhnya dan gugurlah ia sebagai kusuma bangsa. Mereka menembaki tentara Inggris yang kocar-kacir dan bergegas mencari jalan lain untuk menguasai Sepanjang dan Krian. Meski nantinya pasukan Inggris dapat menguasai Surabaya dan sekitarnya, paling tidak upaya itu berhasil menahan mereka untuk sementara,tutupnya.

Diketahui,kegiatan pagi ini bertepatan dengan peringatan hari Museum Nasional tahun ini, museum yang berada di di komplek Monumen Tugu Pahlawan menggelar pertunjukan Teatrikal Bekerjasama dengan pemerhati sejarah.

Reporter:Bs


 

Hosting Unlimited Indonesia
Hosting Unlimited Indonesia
Hosting Unlimited Indonesia