Didampingi suaminya Subakir (52), seorang Ibu Rumah Tangga, Sri Wahyuni, hanya bisa pasrah pasca kakinya diamputasi.(foto/Rohmad) |
KEDIRI|| KABARZINDO.com- Sri Wahyuni (50), warga RT 01, RW 004, Dusun Besuk, Desa Toyoresmi, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, harus bertahan hidup ditengah keterbatasan yang ia miliki. Terlebih, sejak kaki kirinya diamputasi dua tahun silam.
Bersama sang suami, Subakir (52), mereka nampak pasrah menerima cobaan hidup yang harus mereka terima selama ini.
Sebelum kakinya diamputasi, Sri Wahyuni memiliki usaha warung dan sang suami merupakan buruh serabutan. Namun, karena sang istri tidak bisa beraktifitas lagi, kini Subakir juga tak bisa bekerja.Waktu nya, dihabiskan untuk merawat sang istri.
Ditemui dirumahnya, Sri Wahyuni menceritakan, awal mula kakinya di amputasi. Ketika itu, ia sakit panas, lalu dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara, Kota Kediri dan didiagnosa mengalamai sakit Diabetes.
"Saat itu lagi tinggi-tingginya covid mas, terus dibilangi kaki harus diamputasi. Padahal tidak ada luka sama sekali, kalau tidak diamputasi katanya nyawa bisa melayang" tutur Sri Wahyuni, sambil matanya berkaca-kaca, saat ditemui, Selasa (7/2/2023).
Meski ia mendapatkan bantuan PKH dari Pemerintah, Sri Wahyuni mengaju, suaminya harus kesana-kemari untuk bisa memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.
Ketiga anaknya sudah berkeluarga dan harus menghidupi keluarga masing-masing. Maklum, anak mereka juga buruh serabutan.
"Pengennya ya mendapat bantuan Kaki mas, biar bisa kembali aktifitas, suami bisa kerja lagi" ujarnya penuh harap.
Dihubungi melalui sambungan selular, Plt Kepala Dinas Sosial Kabupaten Kediri, Dyah Saktiana, menyatakan, akan segera menindaklanjuti.
"Terimakasih mas, segera akan kita tindaklanjuti" katanya.
Reporter : Rohmad