Komunitas Peduli Sampah (KPS) melakukan penutupan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) yang berada di Lingkar Timur Desa Bluru Kidul Kec/Kab Sidoarjo.foto:tri
Sidoarjo,kabarzindo.com- Komunitas Peduli Sampah (KPS) melakukan penutupan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) yang berada di Lingkar Timur Desa Bluru Kidul Kec/Kab Sidoarjo. Buntut dari penutupan TPST tersebut, puluhan para pekerja sampah penarik gerobak melakukan demo di depan TPST di karenakan tidak bisa masuk untuk membuang sampah dan terjadilah ricuh saling dorong dan nyaris baku hantam.
Sandy dari KPS saat di temui media mengatakan,alasannya melakukan aksi menutup TPST di karenakan Dinas DLHK Sidoarjo,tidak transparan dalam bagi pengelolahan TPST.
"Kita lakukan aksi karena kita kesal lantaran telah di ping-pong oleh pihak Dinas DLHK Sidoarjo. Kita menuntut pengolahan TPST dibagi 50-50 persen membantu pengolahan sampah,"ucap Sandy warga Desa Bluru Kidul setempat,Rabu (11/05/2022) pukul 08.30 WIB.
Di kesempatan terpisah Ketua Umum LSM Ganas, Chamim Putra Ghafoer sebagai fungsi control sosial pihaknya menduga kuat ada pinyimpangan di TPST.
“Sebagai fungsi control kita menyayangkan kenapa Ketika masyarakat Bluru Kidul sendiri bisa mengelolah sampah dengan baik. Kenapa proses pengolahan sampah di pihak ketigakan. Saya tertarik mengaudit tentang keuangan berapa dana yang masuk dan keluar di TPST yang kini dikelolah oleh Dinas DLHK,” Ungkapnya.
Chamim menambahkan proses pengolahan sampah di TPST dan secara umum di Sidoarjo gagal. Buktinya banyak terjadi penumpukan sampah baik di TPST maupun di TPA Jabon.
Sementara itu Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan, Moh Bahrul Amig, S.SOS., MM. Yang menemui aksi pendemo di kantor DLHK mencari win win solution.
“Ini saya nangkap teman-teman yang peduli lingkungan dan sampah berkeinginan membantu mengelolah sampah. Tinggal nanti kita menata tetang perannya. Hanya karena mis komunikasi yang terlalu awal pingin cepat terjun,” Ungkap pria penyuka mobil tua.
Komunitas Peduli Sampah Warga bersama Ketua Umum LSM Ganas, Chamim Putra Ghafoer(hem panjang putih) saat melakukan penutupan TPST |
Mantan Kadis Perhubungan menambahkan pihaknya menangkap motif baiknya yakni akan mewadai tuntutan aksi yang dilakukan kawan-kawan dari KPS sehingga peran mereka akan optimal tanpa membebani TPA.
“Langkah kongkritnya dalam pegolahan sampah ini tidak bisa dikelolah sendiri oleh Pemerintah, juga perlu peran-peran dari Komunitas yang nanti mempunyai basic professional, selain itu harus mempunyai semangat tinggi dan dibarengi teknologi modern. Golnya Sidoarjo memajukan ekonomi sirkular (Ekonomi sirkular merupakan model industri baru yang berfokus pada reducing, reusing, dan recycling yang mengarah pada pengurangan konsumsi sumber daya primer dan produksi limbah) dari pelayanan dan pengolahan sampah,” Tutup Mas Amiq panggilan akrabnya.
Dalam aksi demo tersebut tidak tampak apparat kepolisian di lokasi. Petugas dari Polsek Sidoarjo baru tejun saat terjadi mediasi di kantor Dinas DLHK Sidoarjo, di Desa Siwalan Panji Kec Buduran.
Reporter: tri